Minggu, 04 Oktober 2009

Halaman Judul

“ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus floridae) di CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH:
IMAM SUROSO
03720033




FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2008

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PERSETUJUAN



NAMA : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL : “ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus floridae) di CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”


Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang



Menyetujui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agribisnis






Ir. Syarif Husen, Mp Ir. Harpowo, MP

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN


NAMA : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL : “ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus floridae) di CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”


Mengetahui dan Mengesahkan,


Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II





Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP R. Pulung Sudibyo, SP. MP


Ketua Jurusan Agribisnis

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING



NAMA : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL : “ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus floridae) di CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”


Diajukan Sebagai Salah Satu-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II





Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP R. Pulung Sudibyo, SP. MP

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI


NAMA : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL : “ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus floridae) di CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”

Telah Dipertahankan dan Dinyatakan Lulus Oleh Dewan Penguji Pada Hari/ Tanggal: Senin / 11 Agustus 2008

Menyetujui,
Penguji I Penguji II





Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, MSi Ir. Bambang Yudi Ariadi, MM

Penguji III Penguji IV





Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP R. Pulung Sudibyo, SP. MP

HALAMAN REVISI

HALAMAN REVISI


NAMA : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL : “ANALISA TREND DAN PERILAKU KONSUMEN JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS FLORIDAE) DI CV. AGARICUS SIDO MAKMUR SENTOSA (ASIMAS) BEDALI – LAWANG KABUPATEN MALANG”

Telah Direvisi dan Disetujui Oleh Dewan Penguji
Pada Hari/ Tanggal: Senin / 11 Agustus 2008

Menyetujui,
Penguji I Penguji II






Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, MSi Ir. Bambang Yudi Ariadi, MM

Penguji III Penguji IV





Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP R. Pulung Sudibyo, SP. MP

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : IMAM SUROSO
NIM : 03720033
Jurusan : AGRIBISNIS
Fakultas : PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas Akhir dengan judul:
Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang adalah hasil karya saya, dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Menyetujui Malang, 12 Agustus 2008 Dosen Pembimbing I Yang Menyatakan





Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP Imam Suroso

Mengetahui
Ketua Program Studi




Ir. Harpowo, MP

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN



RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lumajang - Jawa Timur, tepatnya di Desa Ranupakis Kecamatan Jatiroto pada hari selasa tanggal 15 November 1983 dengan nama Imam Suroso. Penulis dilahirkan sebagai anak kedua dai dua bersaudara pasangan dari Bapak Boery dan Ibu Nuryalis.
Jenjang pendidikan penulis adalah Taman Kanak-kanak selama 2 tahun, yaitu pada tahun 1988 s/d 1990 di TK Pembangunan I Jatiroto-Lumajang, kemudian melanjutkan Sekolah Dasar 6 tahun, yaitu pada tahun 1990 s/d 1996 di SD Negeri Kaliboto 02 Jatiroto – Lumajang. Melanjutkan ke pendidikan SLTP selama 3 tahun dari tahun 1996 s/d 1999 di SLTP Negeri 1 Jatiroto – Lumajang, kemudian melanjutkan ke pendidikan SLTA selama 3 tahun dari tahun 2001 s/d 2002 di SLTA Negeri 3 Lumajang. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Muhammadiyah Malang yaitu pada Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis selama 5 tahun dan lulus pada tahun 2008
Penulis pada saat kuliah di Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis melakukan penelitian mengenai “Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang”. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian (Strata 1) di Universitas Muhammadiyah Malang.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat-Nya, inayah-Nya dan hidayah-Nya skripsi saya dengan judul “Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang” ini akhirnya dapat saya selesaikan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).
Penulisan ini terselesaikan karena bantuan berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih dengan tulus kepada kedua pembimbing saya Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP dan R. Pulung Sudibyo, SP. MP yang penuh kesabaran, kearifan dan bijaksana telah memberikan arahan dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.
Rasa hormat dan terima kasih kepada kedua penguji Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, Msi dan Ir. Bambang Yudi Ariadi, MM yang telah menguji isi dari skripsi saya ini dengan penuh ketelitian dan kesabaran. Terima kasih kepada Ir. Harpowo, MP selaku Ketua Jurusan Agribisnis yang juga telah memberikan dukungan dan semangat atas penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada CV. ASIMAS Bedali – Lawang. Terima kasih kepada Bapak Sarjun, SP selaku Manager CV. ASIMAS, Muhammad Hasyim Ashari selaku Chief Financial & Accounting CV. ASIMAS, Wiwin Adi A selaku Bagian Pemasaran CV. ASIMAS dan para karyawan CV. ASIMAS yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman AGRIE ‘03 (Agribisnis 2003), teman-teman Sido Sakti 08, teman-teman KKN 26 yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi saya ini dan semua pihak yang telah membantu baik material dan spiritual.
Akhirnya, ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada keluarga saya, khususnya kedua orang tua saya Bapak Boery dan Ibu Nuryalis juga kakak saya Agustin Diana Fitri atas pengertian, pengorbanan, dorongan dan curahan kasih sayang sehingga saya tidak putus asa untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian in. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Malang, 10 Juli 2008
Penulis


Imam Suroso

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..........................................iv
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI.....................................................v
HALAMAN REVISI....................................................................................................vi
SURAT PERNYATAAN............................................................................................vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................viii
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................x
KATA PENGANTAR..................................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xvii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xix
ABSTRAKSI..............................................................................................................xxii
ABSTRACT...............................................................................................................xxiv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................................................5


1.3.1 Tujuan Penelitian .............................................................................................5
1.3.2 KegunaanPenelitian .........................................................................................5
1.4. Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel .................................................................6
1.4.1. Batasan Istilah .................................................................................................6
1.4.2 Pengukuran Variabel .......................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................13
2.1 Sejarah Perkembangan Jamur Tiram ......................................................................13
2.2 Pemasaran ...............................................................................................................16
2.3 Perilaku Konsumen .................................................................................................19
2.4 Marketing Mix .........................................................................................................27
2.5 Segmentasi Pasar .....................................................................................................32
2.6 Trend Pemasaran …………………………………………….......………………..33
2.6.1 Pengertian Trend Pemasaran .........................................................................33
2.6.2 Tipe Fluktuasi Trend Pemasaran ...................................................................34
2.6.3 Trend Garis Lurus (Straight Line Trends) .....................................................36
2.7 Analisa Faktor (Faktor Analysis) .............................................................................38
2.8 Penelitian Terdahulu ................................................................................................44
2.9 Kerangka Pemikiran ................................................................................................46
2.10 Hipotesa ..................................................................................................................51
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................52
3.1 Metode Penentuan Lokasi ........................................................................................52
3.2 Metode Pengambilan Sampel ...................................................................................52
3.3 Jenis Data .................................................................................................................53
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................53
3.5 Metode Analisis Data ..............................................................................................54
3.5.1 Analisis Trend ................................................................................................54
3.5.2 Analisis Perilaku Konsumen ..........................................................................55
3.5.2.1 Skala Pengukuran Variabel ................................................................59
3.5.2.2 Variabel yang Digunakan ..................................................................59
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN........................................62
4.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................................62
4.2 Produk Perusahaan ...................................................................................................66
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................................................75
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................76
5.1 Saluran Pemasaran Jamur Tiram Putih CV. Agaricus Sido Makmur
Sentosa (ASIMAS)..................................................................................................76
5.2 Segmen Potensial Jamur Tiram Putih CV. Agaricus Sido Makmur
Sentosa (ASIMAS)..................................................................................................77
5.3 Analisa Trend dan Laju Pertumbuhan.....................................................................78
5.3.1 Analisis Trend Harga.....................................................................................80
5.3.2 Analisis Trend Produksi................................................................................83
5.3.3 Analisis Trend Permintaan.............................................................................87
5.3.4 Analisa Laju Pertumbuhan Harga, Produksi dan Permintaan Jamur ............91
5.4 Karakteristik Responden .......................................................................................100
5.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................100
5.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan................................101
5.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................................102
5.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................103
5.4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan........................104
5.5 Analisa Faktor........................................................................................................105
5.5.1 Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) & Barlett’s...............................................108
5.5.2 Ekstarksi Faktor dan Pentuan Jumlah Faktor..............................................109
5.5.3 Matrik Faktor dan Rotasi Faktor.................................................................110
5.5.4 Faktor Dominan...........................................................................................122
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan............................................................................................................125
6.2 Saran.......................................................................................................................127
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Pengaruh-Pengaruh .....................................................................................................26
Gambar 2 : Tiga Tingkatan Produk .............................................................................28
Gambar 3 : Arti Penting Relative Sarana Promosi pada Pasar Barang Konsumsi
dan pada Pasar Barang Industri ................................................................30
Gambar 4 : Tingkat Saluran Distribusi pada Pasar Konsumsi dan Pasar Industri........................................................................................................32
Gambar 5 : Hubungan antar Variable dalam Faktor....................................................39
Gambar 6 : Prosedur Umum Analisis Faktor .............................................................40
Gambar 7 : Kerangka Pemikiran..................................................................................50
Gambar 8 : Struktur Organisasi Perusahaan.................................................................75
Gambar 9 : Alur Pemasaran CV. ASIMAS..................................................................76
Gambar 10 : Grafik Trend Harga Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun 2004 - 2007....81
Gambar 11 : Grafik Trend Harga Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun 2008 - 2011....83
Gambar 12 : Grafik Trend Produksi Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun
2004 – 2007.................................................................................................85
Gambar 13 : Grafik Trend Produksi Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun
2008 - 2011..................................................................................................86
Gambar 14 : Grafik Trend Permintaan Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun
2004 - 2007..................................................................................................89
Gambar 15 : Grafik Trend Permintaan Jamur Tiram Putih ASIMAS Tahun
2008 - 2011...............................................................................................90
Gambar 16 : Grafik Laju Pertumbuhan Harga Jamur Tiram Putih ASIMAS
Tahun 2004 - 2007....................................................................................93
Gambar 17 : Grafik Laju Pertumbuhan Produksi Jamur Tiram Putih ASIMAS
Tahun 2004 - 2007....................................................................................96
Gambar 18 : Grafik Laju Pertumbuhan Permintaan Jamur Tiram Putih ASIMAS
Tahun 2008 - 2011....................................................................................99



DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Urutan Negara Penghasil Beberapa Jenis Jamur Berdasarkan Tingkat Produksinya ...................................................................................................15
Tabel 2 : Perbedaan Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan Konsep Pemasaran Baru ...............................................................................................................18
Tabel 3 : Kaiser-Meyer-Olkin.......................................................................................42
Tabel 4 : Skala Likert ....................................................................................................60
Tabel 5 : Jenis dan Item Produk yang Dimiliki CV. ASIMAS ....................................66
Tabel 6 : Harga, Produksi dan Permintaan Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun
2004 - 2007.....................................................................................................78
Tabel 7 : Laju Pertumbuhan Harga Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun 2004 –
2007 ................................................................................................................80
Tabel 8 : Laju Pertumbuhan Produksi Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun 2004 –
2007.................................................................................................................81
Tabel 9 : Laju Pertumbuhan Permintaan Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun
2004 – 2007...................................................................................................82
Tabel 10 : Perhitungan Persamaan Regresi Linier Produksi Jamur Tiram Putih
CV. ASIMAS tahun 2004 – 2007................................................................84
Tabel 11 : Perhitungan Trend Data Produksi Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS
Tahun 2004 – 2007........................................................................................85
Tabel 12 : Perhitungan Prediksi (forecasting) Produksi Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun 2008 – 2011.........................................................................86
Tabel 13 : Perhitungan Persamaan Regresi Linier Permintaan Jamur Tiram Putih
CV. ASIMAS tahun 2004 – 2007.................................................................87
Tabel 14 : Perhitungan Trend Data Permintaan Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS
tahun 2004 – 2007.........................................................................................88
Tabel 15 : Perhitungan Prediksi (forecasting) Permintaan Jamur Tiram Putih CV. ASIMAS tahun 2008 – 2011.........................................................................90
Tabel 16 : Laju Pertumbuhan Harga Jamur Tiram Putih CV.ASIMAS........................93
Tabel 17 : Laju Pertumbuhan Produksi Jamur Tiram Putih CV.ASIMAS....................95
Tabel 18 : Laju Pertumbuhan Permintaan Jamur Tiram Putih CV.ASIMAS................98
Tabel 19 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................100
Tabel 20 : Karakteristik Responden Besdasarkan Jenis Pekerjaan .............................101
Tabel 21 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..............................................102
Tabel 22 : Karakteristik Responden Besdasarkan Tingkat Pendidikan.......................103
Tabel 23 : Karakteristik Responden Besdasarkan Tingkat Pendapatan .....................104
Tabel 24 : Hasil Analisis faktor Berdasarkan Pada Extraction Sums of Squared Loadings......................................................................................................109
Tabel 25 : Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Keputusan Pembelian Jamur Tiram Putih ASIMAS.....................................................111

ABSTRAKSI

ABSTRAKSI
Imam Suroso (03720033) “Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang”, di bawah bimbingan Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP sebagai Pembimbing I dan R. Pulung Sudibyo, SP. MP sebagai Pembimbing II.

Secara sosial budaya, jamur tiram putih merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Pada tahun ini persaingan perusahaan semakin tajam, perusahaan semakin kompetitif menarik konsumen dalam usaha mempertahankan keberadaannya agar tetap hidup dan berkembang. Konsumenpun semakin selektif dalam menentukan keputusan pembelian. Menghadapi era perdagangan bebas ini, Perusahaan harus meningkatkan kepekaannya terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Mengetahui saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (2) Mengetahui trend dan laju pertumbuhan penjualan jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (3) Mengetahui segmen potensial jamur tiram putih (4) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa. (5) Mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa yang tempatnya terletak di Jl. Inspektur Polisi Soewoto No. 6A Bedali - Lawang. dengan pertimbangan bahwa di daerah dan tempat tersebut merupakan tempat yang dikenal sebagai homeindustri khususnya jamur tiram, disamping itu daerah tersebut merupakan salah satu tempat yang dapat diwawancarai. Populasi dalam analisa perilaku konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen jamur tiram putih Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS). Pengambilan sampel untuk analisa perilaku konsumen dilakukan secara accidental sampling, yaitu dengan memberikan kuisioner kepada pembeli dan pengunjung CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa dengan jumlah sampel 98. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berdasarkan metode pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisa dalam penelitian ini, yaitu analisis trend, analisa laju pertumbuhan dan analisis perilaku konsumen dengan menggunakan analisis faktor program SPSS 12.0 for Windows.
Berdasarkan hasil penelitian, saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) adalah zero level marketing yaitu konsumen akhir (end user) dan one level marketing yang terdiri dari agen, pedagang besar, pengecer dan tersebar di wilayah Jawa Timur dan Bali. Segmen potensial jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) adalah konsumen berpendidikan sarjana yang terdiri dari pegawai swasta maupun pegawai negeri dan diikuti mahasiswa dengan usia antar 20 – 29 tahun yang sebagian besar adalah pegawai swasta dan mahasiswa.
Trend harga, produksi dan permintaan jamur tiram putih (Pleurotus floridae) CV. ASIMAS mempunyai slope positif (+) yang berarti harga, produksi dan permintaan pada satu tahun yang akan datang akan mengalami peningkatan. Persamaan regresi linier harga jamur tiram putih ASIMAS didapat Y = 8.000 + 166,7 X. Persamaan regresi linier produksi jamur tiram putih ASIMAS adalah Y = 9.547 + 1725,9 X. Persamaan regresi linier Permintaan jamur tiram putih ASIMAS didapat Y = 8.341,1 + 1.558,2 X. Berdasarkan prediksi (forecasting) pada tahun 2008 – 2011 yang akan datang, jumlah produksi jamur tiram putih ASIMAS masih lebih besar dari jumlah permintaan. Laju pertumbuhan harga, produksi dan permintaan relatif konstan, dengan rata-rata laju pertumbuhan harga tahun 2004 – 2007 sebesar 1,6%, sedangkan laju pertumbuhan produksi tahun 2004 – 2007 sebesar 33,76% dan laju pertumbuhan permintaan tahun 2004 – 2007 sebesar 32,35%.
Berdasarkan analisis faktor terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) adalah sebanyak 7 faktor inti, yaitu inisiatif pribadi, penyajian produk, motivasi, informasi, kepribadian dan konsep diri, pengalaman dan ketersediaan produk. Berdasarkan hasil penelitian perilaku konsumen jamur tiram putih ASIMAS diperoleh satu faktor yang paling dominan, yaitu faktor inisiatif pribadi yang terdiri dari 4 variabel, yaitu, membeli karena inisiatif sendiri, kebersihan produk, kondisi kesegaran produk dan harga.


ABSTRACT

Imam Suroso (03720033). “Analysis of Trend and White Oyster Mushroom (Pleurotus floridae) Consumer in CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Malang Residence”, Under Guidance of Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP as Advisor I and R. Pulung Sudibyo, SP. MP as Advisor II.

In socio-cultural, white oyster mushroom (Pleurotus floridae) is a full-nutrient food with and virtue medicine which was cheaper than modern medicine. In economic way, it was a high price commodity and able to increase the farmer income also could be a production food for consumption in increasing people nutrition. In this year, company competition were sharpen, the organization got more competitive in pulling consumer in order to defend its existences to be lived and developed. Consumer became more selective in deciding the purchase action. Facing this free market era, the company should increase their sensitivity to face the changing environment which influenced the consumer in deciding the purchase decision.
The research aimed to (1) finding the market line of white oyster mushroom at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa ; (2) finding out the trend and development of white oyster mushroom selling at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa; (3) Finding out the potential segment of white oyster mushroom at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa; (5) finding out the most dominant factors influencing the consumer in white oyster mushroom trading at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
The location was done in purposive way, it was in CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa which was located in Jl. Inspektur Polisi Soewoto No.6A Bedali – Lawang with consideration that the region was known as home-industry area, especially oyster mushroom. Population in consumer behavior in this research used white oyster mushroom Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS). Sampling for consumer behavior was done with accidental sampling, by giving questionnaire to the buyer and visitor of CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa with 98 samples. Data used in this research was primary and secondary data. Data analysis in this research were trend analysis, growth development analysis, and consumer behavior analysis using program factor analysis SPSS 12.0 for Windows.
According to the research, the marketing line of white oyster mushroom at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) was Zero level marketing which was end user and one level marketing which consisted of agent, wholesaler, retailer, spread in East Java and Bali Area. Potential Segment of white oyster mushroom at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) was graduated consumer consisted of private employee or public employee and followed by students in 20-29 years old which most of them private employee and students.
Price trend, production, and white oyster mushroom demands (Pleurotus floridae) CV. ASIMAS has positive slope (+) which means price, production and demand in one next year would be increased. The similarity of linear regression price of white oyster mushroom price got Y = 8.000 + 166,7 X. Linear Regression of white oyster mushroom Production considered Y = 9.547 + 1725,9 X. Linear Regression of white oyster mushroom demand got Y = 8.341,1 + 1.558,2 X. According to forecasting in next 2008 – 2011, white oyster mushroom production would be larger than demand. The price velocity, production, and demand constant with the price rate at 2004-2007 was 1.6% while the production growth in 2004-2007 was 33.76% and demand growth in 2004-2007 was 32.35%.
According to the factor analysis, there were factors influenced consumer in white oyster mushroom purchasing at CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) were 7 factors. They were private initiative, product presentation, motivation, information, personality, and self-concept, experience and product availability. According to the consumer behavior research, there found one dominant factors, personal initiative factor consisted of 4 variables. They were buying by personal initiative, product cleanliness, product freshness and price.

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jenis jamur yang diminati konsumen yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus floridae), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes) (Iriana, 2005). Jamur tiram (Pleurotus floridae) adalah jamur yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung. Jamur tiram termasuk jamur pangan potensial yang mempunyai nilai gizi tinggi, dengan kandungan senyawa aktif mampu mengendalikan kesehatan manusia (Isnawan, 2007).
Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan, dan diabetes. Kandungan Vitamin B-komplek tinggi, dapat menyembuhkan anemia, anti tumor, dan mencegah kekurangan zat besi (Iriana, 2005).
Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tiram setidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen (Isnawan, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %, karbohidrat 50,59 %, serat 1,56 %, lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori, 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1, 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi (Anonymous, 2007).
Dibanding komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukan komoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah. Pada tahun 2005 dalam dua minggu pertama pada bulan September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000—Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000—Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000—Rp20.000/kg. Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg. Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000—Rp50.000/kg. Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling memperoleh keuntungan Rp1.000—Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg dan di pasar kecil Rp10.000/kg (Iriana, 2005).
Secara sosial budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.
Pada tahun ini persaingan perusahaan semakin tajam, perusahaan semakin kompetitif menarik konsumen dalam usaha mempertahankan keberadaannya agar tetap hidup dan berkembang. Konsumenpun semakin selektif dalam menentukan keputusan pembelian. Menghadapi era perdagangan bebas ini, Perusahaan harus meningkatkan kepekaannya terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Perusahaan perlu mengubah dari paradigma lama ke paradigma baru. Paradigma baru memandang produk dari kacamata konsumen. Fokus paradigma baru ini adalah bukan pada bagaimana membuat produk tetapi bagaimana sebaiknya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Paradigma baru melibatkan konsumen dalam organisasi, maksudnya adalah agar tumbuh komunikasi yang berguna untuk menjalin hubungan antara konsumen dengan perusahaan. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa permasalahan yang umumnya terdapat pada suatu perusahaan adalah sebagai beikut:
1. Bagaimana saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
2. Bagaimana trend dan laju pertumbuhan penjualan jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
3. Siapakah segmen potensial jamur tiram?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
5. Faktor apakah yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa
2. Mengetahui segmen potensial jamur tiram putih.
3. Untuk mengetahui trend dan laju pertumbuhan penjualan jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
5. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
1.3.2 KegunaanPenelitian
Kegunaan yang diharapkan dan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang trend kemajuan perusahaan serta bagaimana laju pertumbuhan yang akan datang dan mengetahui sikap maupun perilaku konsumen jamur tiram putih Agaricus Sido Makmur Sentosa dan seberapa besar faktor dominan terhadap keputusan membeli konsumen. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan strategi yang harus ditempuh perusahaan untuk meningkatkan penjualannya.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang, hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai trend pertumbuhan perusahaan dan perilaku konsumen.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan di lapangan, dan untuk mempertajam pengetahuan mengenai trend dan perilaku konsumen.
4. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian mengenai aspek-aspek sejenis.
1.4. Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel
1.4.1. Batasan Istilah
Agar terdapat keseragaman dalam menginterpretasikan pengertian tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan batasan istilah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa dalam pengumpulan data skunder analisa trend dan untuk analisa perilaku konsumen data primer diambil dan dikumpulkan dari konsumen end user CV. ASIMAS.
2. Jamur adalah jamur dalam penelitian ini adalah jamur tiram putih
3. Analisa trend adalah suatu metode untuk meramalkan dan untuk merencanakan masa depan, menggunakan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada saat ini.
4. Harga adalah harga yang dikelurkan oleh Agaricus Sido Makmur Sentosa
5. Lama Usaha adalah lama waktu awal perusahaan berdiri hingga sekarang
6. Frekuensi Penjualan adalah jumlah penjualan jamur dalam jangka waktu bulan
7. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
8. Saluran Pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh perusahaan (produsen) dalam menyalurjan produknya sampai ke konsumen atau industri pemakai.
9. Segmentasi pasar adalah proses mengklasifikasikan konsumen menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pendapatan.
10. Segmentasi potensial adalah segmen pasar yang terbanyak dengan frekuensi pembelian yang tinggi.
11. Pelanggan jamur tiram adalah orang-orang yang melakukan pembelian dan mengkonsumsi jamur tiram.
12. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang termasuk proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini perilaku konsumen yaitu kegiatan-kegioatan individu dalam mengambil keputusan untuk membeli jamur tiram.
13. Motivasi adalah dorongan kenutuhan diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
14. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga jamur tiram di tempat penelitian.
15. Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
16. Kemasan adalah wadah untuk mempromosikan suatu produk dan menjadikannya lebih mudah dan lebih aman untuk digunakan (Lamb dkk, 2001: 432).
17. Merek adalah nama penting bagi perusahaan yang menjadi simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk.
18. Promosi adalah mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memeprkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.
19. Distribusi adalah struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana suatu produk atau jasa dipasarkan.
20. Layanan adalah sikap, perilaku dan etika dalam melakukan transaksi penjualan produk terhadap konsumen.



1.4.2 Pengukuran Variabel
Agar terdapat keseragaman dalam menginterpretasikan pengertian tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan pengukuran variabel sebagai berikut:
1. Penjualan dinyatakan dalam rupiah per bulan (Rp./bulan)
2. Harga Jual dinyatakan per Kg.
3. Frekuensi penjualan dinyatakan dalam bulan.
4. Tingkat pendidikan: pendidikan terakhir yang ditempuh oleh seseorang, dibagi dalam 5 tingkat pendidikan, yaitu: (1) SD, (2) SLTP, (3) SMA, (4) Diploma, (5) Sarjana.
5. Jenis pekerjaan: suatu pekerjaan yang dimiliki seseorang, dibagi dalam 4 tingkat jenis pekerjaan, yaitu:
1) Pegawai Negeri Sipil
2) Pegawai Swasta.
3) Ibu Rumah Tangga.
4) Mahasiswa
6. Pendapatan: pendapatan yang diterima dalam satu bulan, dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1) 2) Rp. 500.000 – Rp 1.000.000
3) Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
4) Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000
5) > Rp. 2.000.000
7. Umur: umur konsumen pada penelitian ini, dibagi dalam 5 macam, yaitu:
1) < 20 tahun
2) 20 – 29 tahun
3) 30 – 39 tahun
4) 40 – 49 tahun
5) > 49 tahun
8. Pengalaman belajar dan memori diukur dengan indikator:
1) Kepuasan dari pembelian sebelumnya (X1.1), diukur dengan skala likert.
2) Kepuasan dari layanan penjualan (X1.2), diukur dengan skala likert.
9. Kepribadian dan konsep diri hidup sehat (X1.3) diukur dengan skala likert.
10. Pengetahuan (Sumber Daya Konsumen) dengan indikator:
1) Pengetahuan terhadap jamur mempunyai gizi tinggi dan dapat mengendalikan kesehatan (X1.4), diukur dengan skala likert.
11. Motivasi dan Keterlibatan diukur dengan indikator:
1) Termotivasi untuk keperluan keluarga (X1.5), diukur dengan skala likert.
2) Termotivasi atas inisiatif sendiri (X1.6), diukur dengan skala likert.
3) Termotivasi karena harga sesuai dengan pendapatan (X1.7), diukur dengan skala likert.
12. Sosial diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh keluarga (X2.1), diukur dengan skala likert
2) Membeli karena pengaruh kelompok referensi (X2.2), diukur dengan skala likert.
13. Budaya diukur dengan indikator:
1) Membeli karena budaya di tempat tinggal banyak yang mengkonsumsi jamur tiram putih (X2.3), diukur dengan skala likert.
14. Lingkungan Ekonomi diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh pendapatan keluarga (X2.4), diukur dengan skala likert.
15. Bauran Pemasaran diukur dengan indikator:
1) Produk yang terdiri atas: Penyajian (X2.5), citra tempat (lokasi) (X2.6), sikap atas kekenyalan produk (X2.7), sikap atas warna (X2.8), sikap atas kebersihan (X2.9), sikap atas rasa (X2.10) dan kondisi kesegaran (X2.11) diukur dengan skala likert.
2) Harga (X2.12): Penilaian dan sikap konsumen terhadap harga atau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk, diukur dengan skala likert.
3) Promosi yang terdiri atas: Promosi melalui media elektronik maupun melalui media cetak (X2.13) dan informasi orang lain (referensi) (X2.14), diukur dengan skala likert.
4) Distribusi yang terdiri atas: Jarak lokasi pembelian dengan tempat tinggal (X2.15), ketersediaan produk dalam berbagai variasi dan jumlah yang besar (X2.16), kenyamanan tempat penjualan (X2.17), diukur dengan skala likert.
16. Frekuensi Pembelian: Kekerapan konsumen membeli jamur tiram, dihitung pada satu bulan.
17. Jumlah Pembelian: Banyaknya jamur yang dibeli, diukur dalam satuan kilogram (Kg).
18. Nilai pembelian: Besarnya harga dari pembelian jamur, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Sejarah Perkembangan Jamur Tiram
Pelopor pembudidayaan jamur sudah dimulai sejak 200-300 tahun lalu oleh Cina daratan, yang digunakan sebagai bahan konsumsi dan bahan obat berkhasiat, yang kemudian menyebar keberbagai negara yaitu Kore, Myanmar, Jepang, Taiwan, vietnam, Indonesia, Malaysia, dan negara tetangga yang lain (Suriawiria, 2000).
Di Indonesia, budidaya jamur mulai dikenal pada tahun 1950 untuk jenis jamur merang, jenis jamur tiram yang tergolong jamur kayu baru dikenal pada awal tahun 1970. Perkembangan jamur di Indonesia berkembang seiring dengan terbuktinya jamur yang mengandung senyawa bermanfaat sejak awal tahun 1970. Perkembangan budidaya jamur tiram berkembang seiring dengan jenis jamur-jamur yang lain, seperti jmur kancing (champignon), jamur merang (supa pare), dan segolongan jamur kayu yaitu kuping, shiitake, maitake, dan ling-zhi.
Menurut Suriawiria (2000), Prospek pengusahaan jamur kayu yang didalamnya termasuk jamur tiram di Indonesia cukup cerah, karena kondisi ikilim dan lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidayanya, bahan baku substrat/ log tanam jamur cukup melimpah, yaitu semisal bubuk kayu, bibit jamur unggul sudah tersedia, yaitu semisal Agaricus Sido Makmur Sentosa Lawang dan Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang, sehingga untuk memulai usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli bibit dari luar apalagi mengimpor.
Perkembangan agrobisnis jamur di Indonesia menurut Suriawiria (2000) cukup pesat didukung oleh beberapa alasan yaitu sebagai berikut:
a. Penggunaan lahan tidak perlu luas.
b. Bahan baku penanaman jamur umumnya dalam bentuk limbah atau buangan, seperti serbuk kayu, bekatul, serpihan kayu, atau limbah kayu gelondongan, maka dari itu biaya produksi dapat ditekan.
c. Waktu tanam hingga panen yang singkat, misalnya untuk jamur tiram 1-2 bulan dan shiithake 2-3 bulan.
d. Harga jual yang tinggi, yaitu untuk jamur tiram segar 4.000-5.000 Rp/Kg, 4.500-6000 Rp/Kg untuk jamur kuping segar, dan 10.000-14.000 Rp/Kg untuk jamur shiitake segar.
e. Jamur memiliki nilai gizi yang tinggi untuk kesehatan dan kebugaran. Seperti yang diuraikan dalam pendahuluan diatas.




Tabel 1. Urutan Negara Penghasil Beberapa Jenis Jamur Berdasarkan Tingkat Produksinya

Nama Umum Negara Penghasil
Champion/ jamur kancing Amerika Serikat, Perancis, Nederland,Inggris, RRC, Taiwan, Australia, Skandinavia
Shiitake/ hioko/ donko/ chinese black mushroom Cina, Jepang, Taiwan, Korea, Indonesia (baru mulai), Amerika Serikat, Beberapa negara Eropa
Jamur merang, hed-bua, paddy straw mushroom Cina, Taiwan, Korea, Filipina, Thailand, Indonesia, Malaysia
Jamur winter Jepang, Cina, Taiwan, Korea
Jamur kuping/ mouleh/ hiratake Cina, Taiwan, Filipina
Jamur tiram/ shimeji Cina, Taiwan, Jepang, Thailand, Pakistan, Indonesia, Singapura, Jerman, Nederland
Nameko Jepang
Jamur lendir putih Cina. Taiwan
Tuber Jepang
Sumber: Suriawiria, 2000
Urutan negara penghasil beberapa jenis jamur berdasarkan tingkat produksinya, yang pertama jamur kancing/ champion dengan negara penghasil antara lain: Amerika Serikat, Perancis, Nederland, Inggris, RRC, Taiwan, Australia, Skandinavia. Jamur Shiitake/ hioko/ donko/ chinese black mushroom dengan negara penghasil antara lain: Cina, Jepang, Taiwan, Korea, Indonesia (baru mulai), Amerika Serikat, Beberapa negara Eropa. Jamur merang, hed-bua, paddy straw mushroom negara penghasilnya antara lain: Cina, Taiwan, Korea, Filipina, Thailand, Indonesia, Malaysia. Jamur winter negara penghasilnya antara lain: Jepang, Cina, Taiwan, Korea. Jamur kuping/ mouleh/ hiratake negara penghasilnya antara lain: Cina, Taiwan, Filipina. Jamur tiram/ shimeji negara penghasilnya antara lain: Cina, Taiwan, Jepang, Thailand, Pakistan, Indonesia, Singapura, Jerman, Nederland. Jamur Nameko negara penghasilnya, yaitu Jepang.
Jamur lendir putih negara penghasilnya, yaitu Cina. Taiwan dan jamur tuber negara penghasilnya, yaitu Jepang.
Berdasarkan urutan produksi jenis jamur dan negara penghasilnya, Indonesia berada pada tingakat ke-enam penghasil jamur tiram/ shimeji setelah negara Cina, Taiwan, Jepang, Thailand, Pakistan. Indonesia masih unggul dalam mengahasilkan jamur tiram diatas negara Singapura, Jerman, Nederland.

2.2 Pemasaran
Pengertian Pemasaran menurut Sumarni dan Soeprihanto (1998) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Sumarni juga mengemukakan, konsep pemasaran (The Marketing Concept) merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan yang terdiri dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaingnya. Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep ini antara lain:
1) Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah tugas perusahaan.


2) Diperlukan program riset pemasaran untuk mengetahui pola keinginan pembeli.
3) Semua kegiatan untuk mempengaruhi konsumen harus ditempatkan di bawah kontrol pemasaran yang terintegrasi.
4) Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik dari pembeli.
Menegaskan bahwa, apabila perusahaan menganut konsep pemasaran, maka semua kegiatan diarahkan kepada keinginan konsumen (consumer oriented). Menerangkan juga, apabila perusahaan melaksanakan consumer oriented maka harus dapat:
1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani.
2) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran penjualan.
3) Menentukan produk dan program pemasarannya.
4) Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku konsumen.
5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah ingin menitikberatkan pada kualitas yang tinggi, atau pada harga yang murah atau pada desain yang mutakhir (modern).
Dalam bukunya Sumarni dan Soeprihanto, menjelaskan dalam tabel beberapa perbedaan yang jelas antara Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan Konsep Pemasaran Baru.
Tabel 2: Perbedaan Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan Konsep Pemasaran Baru.

Konsep Penjualan Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran Baru

1) Menitik beratkan pada produk serta keinginan penjual/ produsen.
2) Produsen membuat produk dan mencari keuntungan dari penjualan produk tersebut melalui upaya-upaya promosi yang sangat intensif.
3) Intern, orientasinya ke dalam perusahaan.
1) Menitik beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli/ pasar.
2) Produsen menentukan apa kebutuhan/ keinginan pembeli dan mencari keuntungan serta menyalurkan produk untuk memuaskan kebutuhan tersebur melalui pemasaran yang terpadu.
3) Ekstern, orientasinya ke pasar.
1) Lebih menitik beratkan pada kepentingan lingkungan bisnis perusahaan
2) Produsen menentukan kebutuhan pembeli dan berupaya memuaskan kebutuhan tersebut dengan manajemen strategik.
3) Di samping berorientasi ke pasar juga memperhatikan “stake holder benefits”

Perbedaan konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran baru. konsep penjualan menitik beratkan pada produk serta keinginan penjual/ produsen, produsen membuat produk dan mencari keuntungan dari penjualan produk tersebut melalui upaya-upaya promosi yang sangat intensif dan orientasinya ke dalam perusahaan atau bersifat intern. Konsep pemasaran, menitik beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli/ pasar, produsen menentukan apa kebutuhan/ keinginan pembeli dan mencari keuntungan serta menyalurkan produk untuk memuaskan kebutuhan tersebur melalui pemasaran yang terpadu dan orientasinya ke pasar atau bersifat ekstern. Konsep pemasaran baru, lebih menitik beratkan pada kepentingan lingkungan bisnis perusahaan, produsen menentukan kebutuhan pembeli dan berupaya memuaskan kebutuhan tersebut dengan manajemen strategik dan memperhatikan “stake holder benefits” juga berorientasi ke pasar.
2.3 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, 1994).
Lamb, Hair dan Mcdaniel (2001), mengemukakan dalam bukunya akan pentingnya memahami perilaku konsumen dan mengapa manajer pemasaran harus memahami perilaku konsumennya. Semua dikarenakan sesuai penjelasannya, perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan untuk melakukan pembelian. Dalam hal ini analisis komponen dari proses pengambilan keputusan konsumen adalah penting. Proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2001: 201-231) faktor pengaruh keputusan konsumen dalam melakukan pembelian diantaranya adalah pengaruh budaya, pengaruh kelas sosial, pengaruh sosial, pengaruh individu dan pengaruh psikologis, dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Budaya pada Keputusan Pembelian
Faktor budaya sangat berpengaruh paling luas dan paling dalam bahkan melebihi perilaku konsumen secara pribadi dalam pengambilan keputusan. Budaya merupakan karakter penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok kultur yang lain. Kultur adalah sesuatu yang diresapi, meliputi semua hal yang konsumen lakukan tanpa sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat dan ritual mereka yang telah menyatu dengan kebiasaan sehari-hari.
2. Pengaruh Kelas Sosial pada Keputusan Pembelian
Kelas sosial adalah sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri baik secara formal dan informal, dan yang membagikan norma-norma perilakunya.
3. Pengaruh Sosial pada Keputusan Pembelian
a Kelompok acuan (Refrence Groups)
Kelompok acuan (Refrence Groups) adalah kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku pembelian seseorang. Terdapat empat kelompok acauan, yaitu:
1) Kelompok keanggotaan utama (primary membership groups) merupakan semua kelompok yang melakukan interaksi secara teratur, informal, perilaku saling bertatap muka, seperti keluarga, teman-teman, dan teman kantor.
2) Kelompok keanggotaan kedua merupakan kelompok acuan di mana orang-orang yang berkaitan kurang konsisten dan lebih formal, seperti klub, kelompok profesianal dan kelompok keagamaan.
3) Kelompok acuan aspirasional (aspirational reference groups) merupakan kelompok di mana beberapa orang berkenginan untuk bergabung dengan kesepakatan norma dalam kelompok tersebut.
4) Kelompok acuan nonaspirasional (nonaspirational reference groups) merupakan kelompok di mana seorang individu tidak berkeinginan untuk bergabung. Misalnya seseorang konsumen tidak atau menolak suatu produk dengan alasan menghindari bergabung dengan kelompok yang tidak disenangi tersebut.

b Pemimpin Opini (Opinion Leaders)
Pemimpin Opini (Opinion Leaders) adalah orang-orang yang mempengaruhi orang lain, misalnya suatu produk yang diperkenalkan oleh pemimpin dihadapan masyarakat umum dan pemimpin tersebut menjadi trend di pasar bagi konsumen sehingga mempengaruhi konsumen untuk membeli.
c Keluarga (Family)
Keluarga adalah institusi sosial yang paling penting bagi beberapa konsumen, karena secara kuat mempengaruhi nilai, sikap, konsep pribadi dalam perilaku pembelian. Misalnya, suatu keluarga yang memiliki nilai yang kuat tentang produk kesehatan akan memiliki daftar grosir yang beragam dan berbeda sehingga dalam setiap jamuan makan malam mereka selalu dianggap sebagai suatu peristiwa yang harus dihadiri oleh ahli masak. Di dalam keluarga terdapat Initiator adalah orang yang mengambil inisiatif atau yang mengusulkan, Influencers adalah angota keluarga yang memberi pengaruh dan padangan yang sekaligus menilainya, Decision maker adalah anggota keluarga yang seseungguhnya membuat keputusan untuk membeli atau tidak.
4. Pengaruh Individu pada Keputusan Pembelian
Didalamnya terdapat:
a. Gender
Gender dalam hal ini merupakan perbedaan psikologis antara pria dan wanita yang menghasilkan perbedaan kebutuhan, seperti produk kesehatan dan kecantikan.
b. Usia
Perbedaan usia memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen, diantaranya kesesuaian selera dengan usia mereka.
c. Kepribadian, Konsep Diri dan Gaya hidup
1) Kepribadian (personality) merupakan suatu cara mengumpulkan dan mengelompokkan keskonsistenan reaksi seseorang individu terhadap situasi yang sedang terjadi.
2) Konsep Diri (persepsi diri) merupakan bagaimana konsumen mempersepsikan diri mereka sendiri yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan dan evaluasi diri. Di dalamnya menggabungkan gambaran diri ideal (ideal self-image), yaitu suatu jalan bagi individu untuk menjadi apa yang diinginkannya dan gambaran diri nyata (real self-image), yaitu bagaimana individu dapat menerima dirinya seperti apa adanya.
3) Gaya Hidup (lifestyle) merupakan cara hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat dan pendapat seseorang.
5. Pengaruh Psikologis pada Keputusan Pembelian
Didalamnya terdapat:
a. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur dan menginterprestasikan rangsangan tersebut ke dalam gambaran yang memberi makna dan melekat atau cara konsumen memandang dunia sekitarnya sehingga mengetahui bahwa mereka membutuhkan bantuan dalam membuat suatu keputusan untuk membeli.
b. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen melakukan pembelian suatu produk atas dasar untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi motif dorongan yang kuat ketika konsumen membutuhkan sesuatu.
c. Pembelajaran (Learning)
Pembelajaran adalah proses penciptaan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan baik secara langsung (eksperiential) atau tidak langsung (conseptual). Contoh pembelajaran langsung, yaitu konsumen mencoba membeli langsung suatu produk dan pembuktian produk tersebut sesudahnya apakah sesuai dengan yang diharapkan. Contoh pembelajaran tidak langsung pembelian konsumen setelah mendapat informasi dari orang lain akan suatu produk yang telah dirasakan orang lain tersebut.
Di dalam bukunya, Engel (1994: 4) mengemukakan terdapat beberapa perspektif dalam perilaku konsumen, yaitu: (1) Perspektif Pengaruh Konsumen (consumer influence), (2) Perspektif Menyeluruh (wholistic), (3) Perspektif Antarbudaya (intercultural). Diterangkan sebagai berikut:
1. Perspektif Pengaruh Konsumen
Pengaruh konsumen disini antara lain adalah pemasaran, pendidikan dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum. Pemasaran dalam definisi ini adalah perkuranan antara pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Semua yang dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran atau marketing mix) diadaptasikan dengan permintaan pasar.
Pendidikan dan perlindungan konsumen disini mendefinisikan melalui pendidikan, konsumen diajarkan mendeteksi adanya penipuan dan penyalahgunaan lain serta dibuat sadar akan obat yang ada dan peluang untuk mmperbaiki. Program pendidikan didasarkan pada penelitian terhadap motivasi dan perilaku bila program tersebut diharapkan relevan dengan dunia riil kehidupan konsumen.
Kebijakan umum/ publik disini adalah kebijakan pemerintah dalam memberikan pilihan dan mempegaruhi konsumen melalui pembatasan dalam kekuatan monopoli dan melalui pengekangan kecurangan praktek dagang lain yang tidak jujur, karena pendidikan saja tidak menjamin kesejahteraan konsumen dan merupakan hak konsumen untuk membuat pilihan yang terinformasi dari susunan alternatif.
2. Perspektif Menyeluruh
Perspektif menyeluruh ini adalah perkembangan terbaru, dan baik jumlah yang menganut sudut pandang ini maupun jumlah yang dihasilkan dari publikasinya masih relatif kecil. Ada sedikit keraguan bahwa jumlahnya akan berkembang karena pentingnya pengertian akan sifat perilaku manusia dan nilai-nilai di dalam arena kegiatan hidup yang berarti ini, di samping perhatian pragmatis para pemasar.
3. Perspektif Antarbudaya
Di dalamnya dijelaskan, terdapat di semua benua, perjuangan menuju perkembangan ekonomi dan kemandirian yang lebih besar. Barang konsumen menjadi semakin penting, sementara muncul masyarakat yang berorientasi konsumen merupakan suatu manifestasi dini adalah kelas menengah dengan pendapatan sesudah pajak. Dan dijelaskan, melalui iklan televisi, radio, dan surat kabar, penjualan meningkat sepuluh kali lipat. Dari hal ini meluaskan bahwa penelitian konsumen sebagai kebutuhan universal, ini adalah karena kebutuhan
dasar manusia bersifat universal, walaupun ada perbedaan budaya yang dalam dan tidak dapat disangkal.
Menurut Engel, secara sistematik model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya di gambarkan seperti bagan berikut:
















Dijelaskan bahwa proses keputusan konsumen dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Didalamnya pengaruh
lingkungan terdapat budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi dan pengaruh keluarga. Perbedaan individu dibentuk oleh sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan individu, pengetahuan individu, sikap dan kepribadian yang diikuti gaya hidup,dan demografi. Proses psikologis yang didalamnya dibentuk oleh pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan dan sikap/ perilaku.

2.4 Marketing Mix
Makerting mix atau juga dikenal bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Sumarni, 1998).
Marketing mix merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen, sehingga dapat ditentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang diikuti oleh kepuasan konsumen.
Variabel-variabel Marketing Mix menurut Sumarni dijelaskan seperti dibawah ini:
1) Produk
Produk yaitu setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Kotler (2001: 414) mengartikan produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran. Menurut Kotler, kebanyakan orang menganggap istilah “produk” adalah barang nyata, akan tetapi menurutnya jasa dan ide juga merupakan produk, dalam hal ini citra dari penjual dan reputasi pabrik merupakan hal yang sangat penting.




Produk berkaitan erat dengan mutu dan kualitas, seperti misalnya yang sesuai dengan pendapat Hastari. Menurut Hastari (2004: 52), mengatakan bahwa mutu dan kualitas produk mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli. Pada hasil penelitiannya terhadap perilaku konsumen buah naga (Dragon fruit) menyatakan kondisi buah naga yang banyak diminati oleh para konsumen, yaitu kondisi buah dengan kenampakan luar berwarna merah segar dan tidak terdapat noda/ bintik pada buah atau indikasi pada buah busuk.
Merek (branding) adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Manfaat merek yaitu sebagai identifikasi produk, untuk keperluan penjualan berulang dan sebagai penjualan produk baru suatu perusahaan. Merek mempunyai kesadaran yang tinggi, kualitas yang dirasakan dan kesetiaan merek diantara konsumen mempunyai nilai yang tinggi. Nilai suatu perusahaan terhadap nama merek disebut ekuitas merek (brand equity) (Lamb, 2001: 421-422).
Kemasan yaitu pemegang isi bersama dan melindungi barang sewaktu dipidah-pindahkan melalui saluran distribusi atau wadah untuk mempromosikan suatu produk dan menjadikannya lebih mudah dan aman untuk digunakan. Fungsi kemasan pada saat ini sangat diperhatikan dan diperhitungkan dengan maksud untuk memudahkan pendaurulangan dan mencegah kerusakan lingkungan (Lamb, 2001: 432).
Pelayanan terhadap konsumen sangat mempengaruhi nilai suatu produk. pelayanan yang memuaskan merupakan hal yang paling diharapkan bagi para konsumen, yang menjadikan suatu kenyamanan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan. Bersamaan dengan hal tersebut, kenyamanan juga merupakan hal penting dan harus diperhatikan, dimana kenyamanan suatu tempat memberikan dorongan tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian ditempat tersebut (Hastari, 2004: 50-51)
2) Harga
Harga yaitu jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut Sumarni Perusahaan juga seringkali melakukan modifikasi harga dasar atau price (P) untuk menyesuaikan perbedaan dalam pelanggan, produk, lokasi maupun waktu transaksi. Oleh karena dibutuhkan metode penetapan harga dalam membantu perusahaan untuk menentukan titik pulang pokok atau yang sering disebut Break Event Point atau yang disingkat BEP.
Seperti yang kita ketahui bahwa biaya total atau Total Cost (TC) atau merupakan jumlah dari biaya tetap atau Fixed Cost (FC) dan biaya variabel atau Variable Cost (VC). Dirumuskan sebagai berikut:
TC = FC + VC
BEP (unit) = BEP (rupiah) =
3) Promosi
Promosi yaitu mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memeprkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.

Barang Konsumsi



Barang
Industri



Dari ganbar 3 diatas menjelaskan bahwa perusahaan barang konsumsi biasanya akan menggunakan sebagian dananya untuk periklanan, dibawahnya ialah promosi penjualan dan penjualan pribadi yang terakhir publisitas. Sedangkan untuk perusahaan industrial sebagian besar dananya digunakan untuk penjualan pribadi, kemudian untuk promosi penjualan, periklanan dan terakhir publisitas. Promosi dapat melalui media elektronik (Televisi, Radio, Internet, dll), media masa (Koran, Majalah, Pamflet, dll).

4) Saluran Distribusi
Saluran distribusi yaitu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana suatu produk atau jasa dipasarkan.
Perusahaan-perusahaan saat ini memberikan tekanan yang besar pada logistik untuk beberapa alasan. Pertama, layanan dan kepuasan pelanggan telah menjadi batu penjuru strategi pemasaran dalam sebagian bidang bisnis dan distribusi merupakan elemen layanan pelanggan yang penting. Perusahaan saat ini menyadari bahwa mereka dapat menarik pelanggan baru dengan memberikan layanan yang lebih baik. Beberapa perusahaan dapat kehilangan pelanggan pada saat mereka gagal memasok produk yang tepat pada saat yang tepat. Layanan pelanggan yang maksimum menyiratkan pengiriman yang cepat, persediaan dalam jumlah besar, bauran barang yang fleksibel dan kebijakan pengembalian yang liberal. Dalam hal ini perusahaan harus meneliti pentingnya berbagai layanan distribusi bagi pelanggannya dan selanjutnya menetapkan tingkat layanan yang diharapkan yntuk masing-masing segmen (Kotler, 2001: 34-36)
Dibawah ini terdapat contoh tingkat saluran distribusi pada pasar konsumsi dan pasar industri:

















2.5 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan membagi suatu pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Sumarni, 1998).
Sumarni menjelaskan terdapat syarat-syarat dalam mengadakan segmentasi pasar:
1) Dapat diukur (Measurability)
Artinya, sejauh mana besarnya pasar dan daya beli segmen ini dapat diukur.
2) Dapat terjangkau (Accessibilityi)
Artinya, sampai sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai atau dilayani.
3) Besarnya (Substatialityi)
Artinya, sejauh mana segmen ini cukup menguntungkan. Sebuah segmen haruslah kelompok homogen sebesar mungkin yang sejalan dengan program pemasaran.
4) Dapat dilaksanakan (Actionability)
Hal ini merupakan ukuran sejauh program-program yang efektif dapat dirancang untuk menarik segmen pasar.

2.6 Trend Pemasaran
2.6.1 Pengertian Trend Pemasaran
Ramalan (prediction, forecasting), yaitu perkiraan sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data waktu lampau yang telah disusun dalam laporan statistik Ramalan dalam suatu perusahaan dapat berupa: (1) bagaimana volume penjualan tahun mendatang, (2) bagaimana pergerakan perdagangan antar bulan atau antar tahun, (3) berapa jumlah yang harus diproduksi untuk periode yang akan datang. Merupakan tugas pokok bagi pimpinan perusahaan yang kesemuanya mengacu pada planning (Djarwanto, 2001).
Menurut Djarwanto, ketelitian ramalan akan berbeda pada tiap persoalan, tergantung pada data, cara analisis data, penentuan kesimpulan data dan tingkat kepuasan pimpinan.
Data trend pemasaran merupakan data statistik deret waktu (time series) yang dikumpulkan dan dicatat dalam batas (interval) waktu tertentu, seperti tahunan, triwulanan, bulanan, mingguan atau harian. Data tersebut misalnya data penjualan, produksi, harga, tenaga kerja, persediaan, ekspor, impor dan lain-lain.
Analisa trend adalah suatu metode untuk meramalkan dan untuk merencanakan masa depan, menggunakan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada saat ini (Djarwanto, 2001).

2.6.2 Tipe Fluktuasi Trend Pemasaran
Data deret waktu timbul karena pengaruh, misalnya tingkat penghasilan, selera konsumen, keadaan musim, adat istiadat, alam lingkungan, dan sebagainya. Terdapat 4 pola atau komponen yang umum dalam deret waktu:
1. Trend Sekuler (Secular trend)
Menurut Djarwanto, trend sekuler atau trend jangka panjang adalah gerakan yang teratur, regular atau gerakan rata-rata dari data statistik dalam jangka waktu yang panjang. Trend tersebut dilukiskan dengan suatu garis yang meningkat, menurun, horizontal, atau naik-turun.
Menurut Kustituanto, trend sekuler merupakan titik petunjuk dari gerak runtut waktu untuk jangka panjang. Ditunjukkan dengan garis lurus atau suatu kurva naik dan turun.
2. Variasi Musim (Seasonal variation)
Menurut Djarwanto, variasi musim adalah variasi yang periodik, berulang-ulang dan regular.
Menurut Kustituanto variasi musim adalah perubahan yang berulang-ulang secara periodik dalam runtut waktu.
Keduanya berpendapat variasi musim terjadi dalam 1 tahun, 1 bulan, 1 minggu dan bahkan 1 hari. Disebabkan oleh pengaruh musim/ iklim, adat-istiadat dan kebiasaan.
3. Variasi Konjungtur (Cyclical variation)
Menurut Kustituanto, variasi konjungtur juga disebut siklis bisnis (businesscycles). Gerak siklis menunjukkan ekspansi dan penurunan aktivitas bisnis di sekitar nilai normal. Panjang dari siklis tidak tetap dan relatif pendek terjadinya gerak siklis adalah faktor ekonomi.
Menurut Djarwanto, variasi konjungtur dibedakan dari variasi musim dalam hal periode untuk setiap siklus mengambil periode waktu yang lebih panjang.
4. Variasi Residu (Irregular/ Random/ Erratic variation)
Menurut Djarwanto, variasi residu adalah variasi yang timbulnya tidak teratur, tidak dapat diduga. Misalnya peperangan, perubahan politik, pemogokan, bencana alam dan lain-lain.
Menurut Kustituanto, variasi residu merupakan gerak tidak beraturan (irregular movements). Faktor penyebab gerak ini semuanya random. Gerak ketidakberaturan ini dapat diabaikan jika satuan waktu yang digunakan dalam klasifikasi data sangat panjang. Misalnya, suatu grup hiburan datang ke kota kecil satu kali tiap tahun, tetapi pada bulan yang berbeda selama beberapa tahun yang lalu.

2.6.3 Trend Garis Lurus (Straight Line Trends)
Persamaan trend garis lurus adalah: Y = a + bX
Yang menunjukkan bahwa:
Y = nilai pada garis lurus berdasarkan skala vertikal atau Y aksis (disebut variabel dependen jika Y tergantung pada nilai X)
X = nilai pada garis lurus berdasarkan skala horisontal atau X aksis (disebut variabel independen dengan variabel dependen Y)
a = intersep Y (tingginya ordinat dari titik 0 sampai perpotongan antara garis lurus dan Y aksis), yang sama dengan nilai Y jika X = 0
b = slope garis lurus, menunjukkan rata-rata perubahan variabel Y per unit (Kustianto, 1995).
Dalam bukunya Djarwanto dan Kustianto, terdapat berbagai metode dalam menghitung trend linier, yaitu:
1. Metode bebas (Freehand method)
Metode bebas adalah metode sederhana yang tidak memerlukan perhitungan-perhitungan dimana data pengamatan digambarkan dalam bentuk diagram pencar, kemudian ditarik garis lurus secara bebas denganarah yang sesuai denganletak titik-titiknya (Djarwanto, 2001).
Menurut Kustianto (1995: 157) terdapat prosedur dalam memperoleh garis lurus untuk mengukur trend sekuler yaitu sebagai berikut:
1) Gambarkan runtut waktu pada grafik.
2) Periksa dengan seksama arah dari trend berdasarkan titik-titik dalm grafik.
3) Tarik garis lurus setepat mungkin berdasarkan penyebaran data yang ada. Garis tersebut menunjukkan arah trend.
2. Metode setengah rata-rata (Semi average method)
Metode setengah rata-rata adalah metode yang paling sederhana untuk mencari garis lurus dengan meninggalkan faktor subyektif dalam penggambarannya.
Prosedur dalam memperoleh garis lurus metode ini adalah sebagai berikut:
1) Membagi data asli ke dalam 2 group yang sama dan menghitung rata-rata dari setiap group. Jika banyaknya tahun dari setiap data asli ganjil, ada dua metode dalam penyelesaiannya, yaitu:
a. Nilai pertengahan tahun dihitung dua kali dan dimasukkan baik dalam group I maupun group II.
b. Nilai tahun pertengahan tidak dicantumkan.
2) Gambarkan dua rata-rata pada grafik dan tarik garis lurus melalui 2 rata-rata tersebut.
3) Mencari persamaan trend yang didasarkan dua titik pada garis.

3. Metode rata-rata bergerak (Moving average method)
Dalam metode ini, nilai data suatu tahun diganti dengan nilai rata-ratanya, dihitung dengan nilai data tahun yang mendahului dan nilai data tahun berikutnya.
4. Metode kuadrat terkecil (Least square method)
Pada metode ini, trend dihitung dengan ketentuan jumlah deviasi kuadrat antara tiap nilai deret waktu dengan nilai trend adalah minimum. Metode ini menggunakan persamaan garis lurus, yaitu:
Y = a + bX
Dimana untuk mendapatkan nilai a dan b adalah:

Rumus diatas disebut short method.

2.7 Analisa Faktor (Faktor Analysis)
Menurut Santoso dalam Wahyuana (2004: 41) analisa faktor merupakan suatu cara untuk mereduksi data melalui proses meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor.
Menurut keterangan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (2006) analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.
Pada prinsipnya analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan komplek pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang mempunyai faktor lebih kecil.
Agam (2006) berpendapat, dalam analisis faktor ini seluruh variabel akan dilihat hubungannya (interdependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel baru atau faktor. Dengan sedikit faktor ini akan menjadi lebih mudah untuk dikelola. Agam juga mengemukakan analisis faktor ini sebenarnya merupakan Exploratory Research atau penelitian eksplorasi. Seperti yang di gambar dibawah ini:








Menurut Santoso dalam Wahyuana formulasi analisis faktor sebagai berikut:



Keterangan:
Xi = Variabel terstandar ke-i
Aim = Koefisien regresi dari variable ke-I pada comman factor ke-m
Fm = common faktor ke-m
Vi = Koefisien regresi terstandar dari variable ke-I pada faktor unik ke-i
Ui = Faktor unik untuk variable ke-i
m = Jumlah Common factor
Dapat diformulasikan sebagai berikut :

Keterangan:
Fi = Faktor ke-I estimasi
W = Bobot faktor atau skor koefisien factor
Fm = common factor ke-m
K = Jumlah variabel
Agam (2006) Menggambarkan prosedur umum dalam analisis faktor adalah seperti dibawah ini:

Menurut Agam (2006) Teknik statistik untuk analisis faktor adalah sebagai berikut:
1. Bartlett’s test of sphericity merupakan uji statistik untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi dalam populasi.
2. Matriks korelasi.
3. Communality merupakan jumlah varian yang disumbangkan oleh variabel terhadap seluruh variabel lain.
4. Eigenvalue merupakan jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor. Hanya eigenvalue >1 yang dimasukkan dalam model.
5. Scree plot merupakan plot dari eigenvalue sebagai sumbu vertikal dan banyaknya faktor sebagai sumbu datar, untuk menentukan banyaknya faktor yang bisa ditarik (factor extraction).
Dan memberikan catatan:
• Jenis variabelnya interval atau rasio.
• Jumlah sampel = 4 kali jumlah variabel. Misal jumlah variabel =10, maka n-nya = 40 unit.
Menurut Wahyuana (2004: 69) terdapat tahapan dalam menguraikan variabel pada analisis faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan Barlett’s
Uji barlett’s digunakan untuk menguji hipotesis nol (H0) yang menyatakan semua variabel tidak berhubungan satu sama lain. Uji KMO merupakan uji untuk mengukur tingkat kedekatan antara variabel yang dijelaskan oleh korelasi antara variabel. Jika nilai KMO > 0,5 maka analisis faktor dapat dan tepat untuk digunakan.
Tabel 3
Kaiser-Meyer-Olkin

Ukuran KMO Rekomendasi
≥ 0.90 Sangat Baik
≥ 0. 80 Baik
≥ 0.70 Sedang
≥0.60 Cukup
≥ 0.50 Kurang
Dibawah 0.50
Ditolak

Dalam tabel 3 dijelaskan ukuran Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) menurut Zaenal (2008), bahwa terdapat rekomendasi penilaian dalam nilai KMO, yaitu dengan rekomendasi nilai sangat baik adalah apabila nilai KMO-nya lebih dari atau sama dengan 0,90. Rekomendasi baik dengan nilai lebih dari atau sama dengan 0,80. Rekomendasi sedang dengan nilai lebih dari atau sama dengan 0,70. Rekomendasi cukup dengan nilai lebih dari atau sama dengan 0,60. Rekomendasi kurang dengan nilai lebih dari atau sama dengan 0,50 dan rekomendasi nilai ditolak dengan besar KMO-nya dibawah 0,05.
Penilaian rekomendasi ini sangat diperlukan untuk memberikan besar nilai uji apakah variabel ini tepat dan dapat digunakan. Selanjutnya dapat memberikan penilaian apakah variabel faktor tersebut dapat diteruskan pada analisa selanjutnya.

2. Ektraksi Faktor dan Penentuan Jumlah Faktor
Metode ekstraksi yang digunakan dalam analisis faktor adalah teknik Maximum Principal Component Analysis. Penentuan jumlah faktor dilakukan pada dua kriteria, yaitu nilai Eigenvalue > 1,0 dan Percentage of Variance > 0,6. Eigenvalue menunjukkan kepentingan relative masing-masing faktor dalam menghitung varians variabel yang dianalisis.
Menurut Fanani (2008), faktor dapat diterima atau layak apabila telah mewakili seperangkat variabel dengan ketentuan dan alternatif sebagai berikut:
1) faktor mempunyai nilai eigenvalue > 1
2) faktor mempunyai persentase varaian > 5%
3) faktor menpunyai persentase kumulatif sebesar 60%


2.8 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Putri (2003: 61) menjelaskan untuk memperkirakan trend suatu perusahaan untuk jangka panjang dan dimasa yang akan datang menggunakan analisa trend. Data dalam penelitiannya menggunakan data time series suatu waktu, misalnya bulan, tahun, atau minggu. Didalam analisanya menggunakan periode waktu bulan untuk data penjualan yaitu 35 bulan kebelakang untuk memprediksi (peramalan) data laju penjualan yang akan datang, yaitu 10 bulan ke depan, dengan rumus Y = a + bX. Kemudian menghasilkan laju pertumbuhan dalam persentase dengan rumus Rt = Xt – (Xt – 1)/ Xt – 1 X 100%.
Dari hasil penelitiannya menunjukkan trend penjualan berupa grafik yang mengalami kenaikan pada peramalan atau perkiraan trend penjualan selama 10 bulan yang akan datang. Kenaikan penjualan perusahaan yang diteliti dari hasil penelitiannya yaitu disebabkan oleh:
1) Bertambahnya peminat (konsumen), sehingga meningkatnya permintaan.
2) Meningkatnya pendapatan masyarakat (konsumen).
3) Strategi dan saluran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk melayani konsumen (strategi yang tepat).
4) Adanya peningkatan kualitas produk.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang perilaku konsumen oleh Hastari yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen terhadap Pembelian Buah Naga (Dragon fruit)”, dalam analisanya Hastari melakukan lima kali pengulangan data untuk uji Barlett’s dan Kaiser Meyer Olkin (KMO) yaitu untuk mengukur tingkat kedekatan antar variabel, karena analisa faktor tepat digunakan dan dapat lanjutkan analisa datanya jika nilai KMO > 0,5. Didapat nilai KMO dalam penelitiannya, yaitu sebesar 0,738 sehingga variabel-variabel dalam penelitiannya diproses lebih lanjut
Menurut Hastari (2004: 45-46) terdapat 16 faktor yang dikelompokkan dalam 6 faktor dari hasil analisanya, Keenam faktor tersebut antara lain:
1. Faktor 1: a) Ke tempat pembelian hanya untuk membeli buah naga
b) Pada hari-hari tertentu akan mendapatkan diskon
c) Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon
d) Warna yang menarik
e) tahu dari keluarga
f) Dijual dalam jumlah yang besar
g) Manfaat buah naga
2. Faktor 2: a) Kenyamanan tempat pembelian
b) Pelayanan yang diberikan memuaskan
3. Faktor 3: a) Kondisi buah segar
4. Faktor 4: a) Rasa ingin tahu
b) Inisiatif sendiri
5. Faktor 5: a) Memperhatikan faktor rasa
b) Harga yang diberikan terjangkau
6. Faktor 6: a) Lokasi pembeliandekat dengan tempat tinggal
b) Tahu dari media cetak
Berdasarkan hasil analisanya keenam faktor tersebut mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap buah naga, dengan nilai Cummlative Percentage of Variance yaitu sebesar 65,346 atau 65,346% mempengaruhi keputusan pembelian Buah Naga (Dragon Fruit) dan sisanya 34,654% keputusan konsumen membeli dipengaruhi faktor lain.

2.9 Kerangka Pemikiran
Sektor agribusiness memenuhi syarat sebagai bisnis pertanian yang memiliki daya saing yang kuat dalam jangka panjang dan dapat menyerap tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. sektor agribusiness merupakan tiang yang kokoh untuk sektor pertanian yang tangguh dan maju. Potensi sumber daya alam Indonesia, luas lahan yang ada, kondisi alam, serta letak Indonesia yang berada di kawasan tropis merupakan keunggulan bagi negara kita untuk mengembangkan agribusiness dan tidak menutup kemungkinan menuju kearah agroindustri yang lebih maju ramah lingkungan.
Keadaan tersebut memungkinkan untuk menghasilkan komoditas pertanian yang bernilai ekspor Agaricus Sido Makmur Sentosa merupakan salah satu contoh homeindustri yang bergerak pada bidang agribusiness khususnya produk pertanian jamur tiram putih (Pleurotus floridae).
Dalam suatu perusahaan sangat diperlukan pemantauan dalam kurun waktu atau periode tertentu untuk kemajuan dan perkembangan perusahaan saat ini dan selanjutnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu analisa untuk melihat pada posisi seperti apa perusahaan pada saat itu, dalam hal ini diperlukan analisa trend yang sesuai pengertiannya yaitu suatu metode untuk meramalkan dan untuk merencanakan masa depan, menggunakan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada saat ini.
Selain itu juga, dalam dunia pemasaran saat ini, dimana munculnya variasi produk subtitusi yang bersaing sangat mempengaruhi suatu produk yang kita pasarkan dan yang terjadi saat ini pembeli adalah “Raja”. Berdasarkan hal ini, maka diperlukan suatu analisa terhadap perilaku konsumen, sehingga dapat diketahui apa saja kriteria dominan konsumen terhadap suatu produk. Setelah diketahuinya perilaku konsumen terhadap produk, maka perusahaan (produsen) dapat mengetahui kriteria dan keinginan terhadap produknya. Kesemuanya sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan yang kemudian menjadi strategi perusahaan dalam usaha perkembangannya.
Keputusan konsumen untuk membeli sangat dipengaruhi berbagai faktor. Berbagai faktor tersebut secara umum dapat berasal dari faktor linkungan, faktor psikologis dan faktor individu konsumen itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Engel proses keputusan konsumen dalam pembelian, yaitu dipengaruhi oleh pengaruh linkungan, perbedaan individu dan psikologis. Didalamnya pengaruh lingkungan terdapat budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi dan pengaruh keluarga. Perbedaan individu dibentuk oleh sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan individu, pengetahuan individu, sikap dan kepribadian yang diikuti gaya hidup dan demografi. Proses psikologis yang didalamnya dibentuk oleh pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan dan sikap/ perilaku.
Analisa faktor dalam perilaku konsumen jamur tiram putih Agaricus Sido Makmur Sentosa mencakup seluruh model faktor sesuai pendapat Engel (1994) dengan berbagai indikator yang dikelompokkan dalam faktor internal dan
eksternal. Faktor internal, antara lain: kepuasan dari pembelian sebelumnya, kepuasan dari layanan penjualan, kepribadian dan konsep diri hidup sehat, pengetahuan konsumen akan jamur jamur tiram putih yang mempunyai gizi tinggi dan dapat mengendalikan kesehatan, termotivasi untuk keperluan keluarga, termotivasi karena harga jamur sesuai dengan pendapatan dan atas inisiatif konsumen itu sendiri. faktor eksternal, antara lain: membeli karena pengaruh keluarga, membeli karena pengaruh kelompok referensi, membeli karena budaya di tempat tinggal banyak yang mengkonsumsi jamur tiram putih, Membeli karena pengaruh pendapatan keluarga, Penyajian, citra tempat (lokasi), sikap atas kekenyalan produk, sikap atas warna, sikap atas kebersihan, sikap atas rasa, kondisi kesegaran, harga, promosi dan distribusi.
Faktor-faktor tersebut diatas terdapat faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yang sangat dibutuhkan suatu perusahaan terutama manajer pemasaran maupun pimpinan perusahaan untuk melakukan perencanaan dan strategi dalam kemajuan perusahaan. Menjawab faktor dominan tersebut diperlukan suatu analisa yang tepat. Dalam kasus ini peneliti menggunakan analisa statistik kualitatif, yaitu mencari korelasi perilaku konsumen terhadap atribut produk dengan menggunakan analisa faktor (Factor
Analysis), yaitu dengan bantuan SPSS 12.0 for Windows untuk kemudian direduksi dan menginterprestasikan faktor-faktor dominan, sehingga menjadi alat bantu khususnya manajer pemasaran dalam melakukan strategi dalam pencapaian penjualan maksimal. Kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini:

Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Homeindustri Agaricus Sido Makmur Sentosa yang tempatnya terletak di Jl. Inspektur Polisi Soewoto No. 6A Bedali - Lawang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive dengan pertimbangan bahwa di daerah dan tempat tersebut merupakan tempat yang dikenal sebagai homeindustri khususnya jamur tiram Disamping itu daerah tersebut merupakan salah satu tempat yang dapat diwawancarai.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk analisa trend dalakukan secara sengaja (purposive) pada perusahaan CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa. Populasi dalam analisa perilaku konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen Agaricus Sido Makmur Sentosa. Pada penelitian ini dalam analisis perilaku konsumen responden diambil dari salah satu supliyer yang berada di kota Malang. Pengambilan sampel untuk analisa perilaku konsumen dilakukan secara accidental sampling yaitu dengan memberikan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup, kepada pembeli dan pengunjung CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa dengan jumlah sampel 98. Dengan asumsi sesuai pendapat Agam (2006), bahwa jumlah koresponden adalah empat kali jumlah variabel. Pada penelitian ini jumlah variabel yang diukur adalah sebanyak 24 variabel.


3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berdasarkan metode pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini dengan menggunakan dua cara yaitu :
1. Data Primer
Data primer analisa trend merupakan data time series yang diperoleh langsung dari pemilik atau pimpinan homeindustri Agaricus Sido Makmur Sentosa melalui wawancara dan kuisioner. Data primer analisa perilaku konsumen diperoleh melalui kuisioner. Data kuisioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan peneliti sebelumnya, kuesioner dalam penelitian ini diukur dengan skala likert. Dengan skala ordinal 4 kategori.
1) Data Sekunder
Data sekunder untuk analisa trend dikumpulkan dari catatan dan literatur Agaricus Sido Makmur Sentosa, berupa data penjualan jamur tiram putih tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 yang sudah dikumpulkan oleh perusahaan. Data yang diperoleh dari laporan perkembangan produksi penjualan dan data profil perusahaan. Data sekunder untuk analisa perilaku konsumen diambil dari banyak literatur terkait dengan masalah penelitian. Kemudian data yang sudah terkumpul diolah secara kuantitatif untuk kemudian dianalisa secara kualitatif.


3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Trend
Untuk mengetahui prospek jamur tiram putih dengan menggunakan analisa trend:

Dimana :
Y = Nilai trend untuk periode tertentu b = Slope/ kemiringan
a = Intersep x = Kode periode tertentu
Rumus dari a dan b:


Dalam penggunaan analisa trend b digunakan untuk mencari slope/ kemiringan dari persamaan garis regresi dan untuk mencari laju pertumbuhan, oleh karena itu perlu dicari suatu garis yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang data dengan kriteria:
Mempunyai trend positif, apabila b > 0
Mempunyai trend negatif, apabila b < 0
Untuk mengetahui laju pertumbuhan penjualan jamur tiram dengan menggunakan analisa laju pertumbuhan.
Rumus laju pertumbuhan:

3.5.2 Analisis Perilaku Konsumen
Dalam hal ini analisis perilaku konsumen menngunakan analisis faktor dengan progam SPSS 12.0 for Windows. Adapun formulasi analisis faktor sebagai berikut:

Keterangan:
Xi = Variabel terstandar ke-i
Aim = Koefisien regresi dari variable ke-I pada comman factor ke-m
Fm = common faktor ke-m
Vi = Koefisien regresi terstandar dari variable ke-I pada faktor unik ke-i
Ui = Faktor unik untuk variable ke-i
M = Jumlah Common factor
Dapat diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan:
Fi = Faktor ke-I estimasi
W = Bobot faktor atau skor koefisien factor
Fm = common factor ke-m
K = Jumlah variabel
Menurut Hastari (2004: 27) terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam analisis faktor, yaitu:
1. Formulasi Permasalahan
Beberapa kegiatan dalam formulasi permasalahan meliputi, identifikasi tujuan analisis faktor. Variabel-variabel yang akan dilakukan reduksi dalam analisis faktor harus didasarkan pada penelitian terdahulu, teori atau justifikasi penelitian yang sudah ada.
2. Menyusun Matrik Korelasi
Proses analisis faktor didasarkan pada korelasi antar variabel atau objek. Faktor yang dibentuk atau diestimasikan adalah variabel-variabel atau objek-objek yang berkorelasi signifikan.
3. Metode Ekstraksi dalam Analisis Faktor
Menentukan metode yang akan digunakan, dalam analisis faktor terdapat dua metode dasar yang dapat digunakan, yaitu Principal Components Analysis dan Common Factor Analysis. Principal Components Analysis digunakan untuk menentukan jumlah faktor minimal dengan varian maksimal dan menghasilkan faktor yang disebut Principal Components. Common Factor Analysis adalah faktor yang diestimasikan didasarkan pada common variance. Hasil bagi antara eigenvelue dengan jumlah faktor yang dibenyuk menghasilkan variance.


4. Menentukan Jumlah Faktor
Beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk menentukan jumlah faktor yang dibentuk adalah:
a) Determination Based on Eigenvalue: pada pendekatan ini faktor yang dipakai adalah yang mempunyai nilai eigen (eigenvalue) > 1,00 dan eigen < 1,00 tidak dimasukkan ke dalam model.
b) Pecentase of Variance: pendekatan dimana jumlah faktor yang tereksitasi ditentukan berdasarkan persentase varian komulatif. Beberapa jumlah varian yang diinginkan tergantung dari permasalahan peneliti. 60% adalah minimal yang sering digunakan sebagai patokan.
c) Split Half Reliability: pendekatan dengan jumlah faktor yang dipakai tergantung dari korespondensi antar sampel dengan asumsi jika nilainya tinggi maka faktor tersebut diterima sebagai model.
d) Signifikance Test: pandekatan dengan melakukan uji signifikansi, biasnya menggunakan sampel besar (minimal 20).
5. Rotasi Faktor
Salah satu output yang penting dalam analisis faktor adalah matrik faktor (factor matrik) atau disebut factor pattern matrix. Faktor matrik ini merupakan koefisien atau disebut factor loading, yang mencerminkan korelasi antar variabel dengan faktor yang dibentuk. Nilai loading absolut yang tinggi menunjukkan variabel dengan faktor tersebut berkorelasi tinggi.
Menurut Wahyuana ( 2004: 43), terdapat penerapan alat dalam penelitian analisis faktor, yaitu:
2. Corelation Matrik: data dikumpulkan kemudian diolah melalui komputer yang menghasilkan matrik korelasi. Berdasarkan matrik dengan variabel lain, sehingga dapat dikeluarkan dari analisis.
3. Kaiser Meyer Olkin: digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi (antara 0,5 – 1,0) menunjukkan analisis tersebut adalah tepat dan diterima sesuai rekomendasi penilaian KMO.
4. Barlett’s Test of Sphericity: merupakan tes statistik yang digunakan untuk permasalahan yang ada dalam suatu populasi yang tidak berhubungan.
5. Communality: merupakan jumlah varians yang dimiliki oleh semua variabel yang dianalisis atau dapat dikatakan sebagai proporsi varians yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor umum.
6. Eigenvalue merupakan nilai loading yang mewakili total varians yang dijelaskan oleh setiap faktor.
7. Faktor Loading adalah korelasi sederhana antara variabel-variabel dan faktor-faktor
8. Faktor Matrik adalah matrik yang memuat faktor loading dari seluruh variabel pada faktor-faktor yang telah diekstraksi.
9. Faktor Skor adalah estimasi nilai skor bagi setiap responden dari suatu faktor.

3.5.2.1 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dibagi dalam 4 kategori yang diberi skor 1 – 4, dapat dilihat pada tabel skala likert dibawah ini:
Tabel 4: Skala Likert
KATEGORI SKOR
A. Sangat tidak setuju (STS) 1
B. Tidak setuju (TS) 2
C. Setuju (S) 3
D. Sangat setuju (SS) 4

3.5.2.2 Variabel yang Digunakan
Variabel yang digunakan dikelompokkan dalam dua kelompok faktor, yaitu sebagai berikut:
A. Faktor Internal
1. Pengalaman belajar dan memori diukur dengan indikator:
1) Kepuasan dari pembelian sebelumnya (X1.1)
2) Kepuasan dari layanan penjualan (X1.2)
2. Kepribadiandan konsep diri hidup sehat (X1.3)
3. Pengetahuan (Sumber Daya Konsumen) dengan indikator:
1) Pengetahuan terhadap jamur mempunyai gizi tinggi dan dapat mengendalikan kesehatan (X1.4)

4. Motivasi dan Keterlibatan diukur dengan indikator:
1) Termotivasi untuk keperluan keluarga (X1.5)
2) Inisiatif sendiri (X1.6)
3) Termotivasi karena harga jamur sesuai dengan pendapatan (X1.7)
B. Faktor Eksternal
1. Sosial diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh keluarga (X2.1)
2) Membeli karena pengaruh kelompok referensi (X2.2)
2. Budaya diukur dengan indikator:
1) Membeli karena budaya di tempat tinggal banyak yang mengkonsumsi jamur tiram putih (X2.3)
3. Lingkungan Ekonomi diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh pendapatan keluarga (X2.4)
4. Bauran Pemasaran diukur dengan indikator:
1) Produk yang terdiri atas: Penyajian (X2.5), citra tempat (lokasi) (X2.6), sikap atas kekenyalan produk (X2.7), sikap atas warna (X2.8), sikap atas kebersihan (X2.9), sikap atas rasa (X2.10) dan kondisi kesegaran (X2.11)
2) Harga (X2.12)
3) Promosi yang terdiri atas: Promosi melalui media elektronik maupun melalui media cetak (X2.13) dan informasi orang lain (referensi)(X2.14)
4) Distribusi yang terdiri atas: Jarak lokasi pembelian dengan tempat tinggal (X2.15), ketersediaan produk dalam berbagai variasi dan jumlah yang besar (X2.16), kenyamanan tempat penjualan (X2.17)