Minggu, 04 Oktober 2009

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jenis jamur yang diminati konsumen yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus floridae), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes) (Iriana, 2005). Jamur tiram (Pleurotus floridae) adalah jamur yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung. Jamur tiram termasuk jamur pangan potensial yang mempunyai nilai gizi tinggi, dengan kandungan senyawa aktif mampu mengendalikan kesehatan manusia (Isnawan, 2007).
Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan, dan diabetes. Kandungan Vitamin B-komplek tinggi, dapat menyembuhkan anemia, anti tumor, dan mencegah kekurangan zat besi (Iriana, 2005).
Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tiram setidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen (Isnawan, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %, karbohidrat 50,59 %, serat 1,56 %, lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori, 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1, 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi (Anonymous, 2007).
Dibanding komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukan komoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah. Pada tahun 2005 dalam dua minggu pertama pada bulan September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000—Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000—Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000—Rp20.000/kg. Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg. Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000—Rp50.000/kg. Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling memperoleh keuntungan Rp1.000—Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg dan di pasar kecil Rp10.000/kg (Iriana, 2005).
Secara sosial budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.
Pada tahun ini persaingan perusahaan semakin tajam, perusahaan semakin kompetitif menarik konsumen dalam usaha mempertahankan keberadaannya agar tetap hidup dan berkembang. Konsumenpun semakin selektif dalam menentukan keputusan pembelian. Menghadapi era perdagangan bebas ini, Perusahaan harus meningkatkan kepekaannya terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Perusahaan perlu mengubah dari paradigma lama ke paradigma baru. Paradigma baru memandang produk dari kacamata konsumen. Fokus paradigma baru ini adalah bukan pada bagaimana membuat produk tetapi bagaimana sebaiknya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Paradigma baru melibatkan konsumen dalam organisasi, maksudnya adalah agar tumbuh komunikasi yang berguna untuk menjalin hubungan antara konsumen dengan perusahaan. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Analisa Trend dan Perilaku Konsumen Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae) di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) Bedali – Lawang Kabupaten Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa permasalahan yang umumnya terdapat pada suatu perusahaan adalah sebagai beikut:
1. Bagaimana saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
2. Bagaimana trend dan laju pertumbuhan penjualan jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
3. Siapakah segmen potensial jamur tiram?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?
5. Faktor apakah yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui saluran pemasaran jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa
2. Mengetahui segmen potensial jamur tiram putih.
3. Untuk mengetahui trend dan laju pertumbuhan penjualan jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
5. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian jamur tiram putih di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa.
1.3.2 KegunaanPenelitian
Kegunaan yang diharapkan dan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang trend kemajuan perusahaan serta bagaimana laju pertumbuhan yang akan datang dan mengetahui sikap maupun perilaku konsumen jamur tiram putih Agaricus Sido Makmur Sentosa dan seberapa besar faktor dominan terhadap keputusan membeli konsumen. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan strategi yang harus ditempuh perusahaan untuk meningkatkan penjualannya.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang, hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai trend pertumbuhan perusahaan dan perilaku konsumen.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan di lapangan, dan untuk mempertajam pengetahuan mengenai trend dan perilaku konsumen.
4. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian mengenai aspek-aspek sejenis.
1.4. Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel
1.4.1. Batasan Istilah
Agar terdapat keseragaman dalam menginterpretasikan pengertian tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan batasan istilah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa dalam pengumpulan data skunder analisa trend dan untuk analisa perilaku konsumen data primer diambil dan dikumpulkan dari konsumen end user CV. ASIMAS.
2. Jamur adalah jamur dalam penelitian ini adalah jamur tiram putih
3. Analisa trend adalah suatu metode untuk meramalkan dan untuk merencanakan masa depan, menggunakan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada saat ini.
4. Harga adalah harga yang dikelurkan oleh Agaricus Sido Makmur Sentosa
5. Lama Usaha adalah lama waktu awal perusahaan berdiri hingga sekarang
6. Frekuensi Penjualan adalah jumlah penjualan jamur dalam jangka waktu bulan
7. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
8. Saluran Pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh perusahaan (produsen) dalam menyalurjan produknya sampai ke konsumen atau industri pemakai.
9. Segmentasi pasar adalah proses mengklasifikasikan konsumen menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pendapatan.
10. Segmentasi potensial adalah segmen pasar yang terbanyak dengan frekuensi pembelian yang tinggi.
11. Pelanggan jamur tiram adalah orang-orang yang melakukan pembelian dan mengkonsumsi jamur tiram.
12. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang termasuk proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini perilaku konsumen yaitu kegiatan-kegioatan individu dalam mengambil keputusan untuk membeli jamur tiram.
13. Motivasi adalah dorongan kenutuhan diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
14. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga jamur tiram di tempat penelitian.
15. Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
16. Kemasan adalah wadah untuk mempromosikan suatu produk dan menjadikannya lebih mudah dan lebih aman untuk digunakan (Lamb dkk, 2001: 432).
17. Merek adalah nama penting bagi perusahaan yang menjadi simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk.
18. Promosi adalah mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memeprkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.
19. Distribusi adalah struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana suatu produk atau jasa dipasarkan.
20. Layanan adalah sikap, perilaku dan etika dalam melakukan transaksi penjualan produk terhadap konsumen.



1.4.2 Pengukuran Variabel
Agar terdapat keseragaman dalam menginterpretasikan pengertian tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan pengukuran variabel sebagai berikut:
1. Penjualan dinyatakan dalam rupiah per bulan (Rp./bulan)
2. Harga Jual dinyatakan per Kg.
3. Frekuensi penjualan dinyatakan dalam bulan.
4. Tingkat pendidikan: pendidikan terakhir yang ditempuh oleh seseorang, dibagi dalam 5 tingkat pendidikan, yaitu: (1) SD, (2) SLTP, (3) SMA, (4) Diploma, (5) Sarjana.
5. Jenis pekerjaan: suatu pekerjaan yang dimiliki seseorang, dibagi dalam 4 tingkat jenis pekerjaan, yaitu:
1) Pegawai Negeri Sipil
2) Pegawai Swasta.
3) Ibu Rumah Tangga.
4) Mahasiswa
6. Pendapatan: pendapatan yang diterima dalam satu bulan, dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1) 2) Rp. 500.000 – Rp 1.000.000
3) Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
4) Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000
5) > Rp. 2.000.000
7. Umur: umur konsumen pada penelitian ini, dibagi dalam 5 macam, yaitu:
1) < 20 tahun
2) 20 – 29 tahun
3) 30 – 39 tahun
4) 40 – 49 tahun
5) > 49 tahun
8. Pengalaman belajar dan memori diukur dengan indikator:
1) Kepuasan dari pembelian sebelumnya (X1.1), diukur dengan skala likert.
2) Kepuasan dari layanan penjualan (X1.2), diukur dengan skala likert.
9. Kepribadian dan konsep diri hidup sehat (X1.3) diukur dengan skala likert.
10. Pengetahuan (Sumber Daya Konsumen) dengan indikator:
1) Pengetahuan terhadap jamur mempunyai gizi tinggi dan dapat mengendalikan kesehatan (X1.4), diukur dengan skala likert.
11. Motivasi dan Keterlibatan diukur dengan indikator:
1) Termotivasi untuk keperluan keluarga (X1.5), diukur dengan skala likert.
2) Termotivasi atas inisiatif sendiri (X1.6), diukur dengan skala likert.
3) Termotivasi karena harga sesuai dengan pendapatan (X1.7), diukur dengan skala likert.
12. Sosial diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh keluarga (X2.1), diukur dengan skala likert
2) Membeli karena pengaruh kelompok referensi (X2.2), diukur dengan skala likert.
13. Budaya diukur dengan indikator:
1) Membeli karena budaya di tempat tinggal banyak yang mengkonsumsi jamur tiram putih (X2.3), diukur dengan skala likert.
14. Lingkungan Ekonomi diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh pendapatan keluarga (X2.4), diukur dengan skala likert.
15. Bauran Pemasaran diukur dengan indikator:
1) Produk yang terdiri atas: Penyajian (X2.5), citra tempat (lokasi) (X2.6), sikap atas kekenyalan produk (X2.7), sikap atas warna (X2.8), sikap atas kebersihan (X2.9), sikap atas rasa (X2.10) dan kondisi kesegaran (X2.11) diukur dengan skala likert.
2) Harga (X2.12): Penilaian dan sikap konsumen terhadap harga atau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk, diukur dengan skala likert.
3) Promosi yang terdiri atas: Promosi melalui media elektronik maupun melalui media cetak (X2.13) dan informasi orang lain (referensi) (X2.14), diukur dengan skala likert.
4) Distribusi yang terdiri atas: Jarak lokasi pembelian dengan tempat tinggal (X2.15), ketersediaan produk dalam berbagai variasi dan jumlah yang besar (X2.16), kenyamanan tempat penjualan (X2.17), diukur dengan skala likert.
16. Frekuensi Pembelian: Kekerapan konsumen membeli jamur tiram, dihitung pada satu bulan.
17. Jumlah Pembelian: Banyaknya jamur yang dibeli, diukur dalam satuan kilogram (Kg).
18. Nilai pembelian: Besarnya harga dari pembelian jamur, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar