Minggu, 04 Oktober 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Homeindustri Agaricus Sido Makmur Sentosa yang tempatnya terletak di Jl. Inspektur Polisi Soewoto No. 6A Bedali - Lawang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive dengan pertimbangan bahwa di daerah dan tempat tersebut merupakan tempat yang dikenal sebagai homeindustri khususnya jamur tiram Disamping itu daerah tersebut merupakan salah satu tempat yang dapat diwawancarai.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk analisa trend dalakukan secara sengaja (purposive) pada perusahaan CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa. Populasi dalam analisa perilaku konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen Agaricus Sido Makmur Sentosa. Pada penelitian ini dalam analisis perilaku konsumen responden diambil dari salah satu supliyer yang berada di kota Malang. Pengambilan sampel untuk analisa perilaku konsumen dilakukan secara accidental sampling yaitu dengan memberikan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup, kepada pembeli dan pengunjung CV. Agaricus Sido Makmur Sentosa dengan jumlah sampel 98. Dengan asumsi sesuai pendapat Agam (2006), bahwa jumlah koresponden adalah empat kali jumlah variabel. Pada penelitian ini jumlah variabel yang diukur adalah sebanyak 24 variabel.


3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berdasarkan metode pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini dengan menggunakan dua cara yaitu :
1. Data Primer
Data primer analisa trend merupakan data time series yang diperoleh langsung dari pemilik atau pimpinan homeindustri Agaricus Sido Makmur Sentosa melalui wawancara dan kuisioner. Data primer analisa perilaku konsumen diperoleh melalui kuisioner. Data kuisioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan peneliti sebelumnya, kuesioner dalam penelitian ini diukur dengan skala likert. Dengan skala ordinal 4 kategori.
1) Data Sekunder
Data sekunder untuk analisa trend dikumpulkan dari catatan dan literatur Agaricus Sido Makmur Sentosa, berupa data penjualan jamur tiram putih tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 yang sudah dikumpulkan oleh perusahaan. Data yang diperoleh dari laporan perkembangan produksi penjualan dan data profil perusahaan. Data sekunder untuk analisa perilaku konsumen diambil dari banyak literatur terkait dengan masalah penelitian. Kemudian data yang sudah terkumpul diolah secara kuantitatif untuk kemudian dianalisa secara kualitatif.


3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Trend
Untuk mengetahui prospek jamur tiram putih dengan menggunakan analisa trend:

Dimana :
Y = Nilai trend untuk periode tertentu b = Slope/ kemiringan
a = Intersep x = Kode periode tertentu
Rumus dari a dan b:


Dalam penggunaan analisa trend b digunakan untuk mencari slope/ kemiringan dari persamaan garis regresi dan untuk mencari laju pertumbuhan, oleh karena itu perlu dicari suatu garis yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang data dengan kriteria:
Mempunyai trend positif, apabila b > 0
Mempunyai trend negatif, apabila b < 0
Untuk mengetahui laju pertumbuhan penjualan jamur tiram dengan menggunakan analisa laju pertumbuhan.
Rumus laju pertumbuhan:

3.5.2 Analisis Perilaku Konsumen
Dalam hal ini analisis perilaku konsumen menngunakan analisis faktor dengan progam SPSS 12.0 for Windows. Adapun formulasi analisis faktor sebagai berikut:

Keterangan:
Xi = Variabel terstandar ke-i
Aim = Koefisien regresi dari variable ke-I pada comman factor ke-m
Fm = common faktor ke-m
Vi = Koefisien regresi terstandar dari variable ke-I pada faktor unik ke-i
Ui = Faktor unik untuk variable ke-i
M = Jumlah Common factor
Dapat diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan:
Fi = Faktor ke-I estimasi
W = Bobot faktor atau skor koefisien factor
Fm = common factor ke-m
K = Jumlah variabel
Menurut Hastari (2004: 27) terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam analisis faktor, yaitu:
1. Formulasi Permasalahan
Beberapa kegiatan dalam formulasi permasalahan meliputi, identifikasi tujuan analisis faktor. Variabel-variabel yang akan dilakukan reduksi dalam analisis faktor harus didasarkan pada penelitian terdahulu, teori atau justifikasi penelitian yang sudah ada.
2. Menyusun Matrik Korelasi
Proses analisis faktor didasarkan pada korelasi antar variabel atau objek. Faktor yang dibentuk atau diestimasikan adalah variabel-variabel atau objek-objek yang berkorelasi signifikan.
3. Metode Ekstraksi dalam Analisis Faktor
Menentukan metode yang akan digunakan, dalam analisis faktor terdapat dua metode dasar yang dapat digunakan, yaitu Principal Components Analysis dan Common Factor Analysis. Principal Components Analysis digunakan untuk menentukan jumlah faktor minimal dengan varian maksimal dan menghasilkan faktor yang disebut Principal Components. Common Factor Analysis adalah faktor yang diestimasikan didasarkan pada common variance. Hasil bagi antara eigenvelue dengan jumlah faktor yang dibenyuk menghasilkan variance.


4. Menentukan Jumlah Faktor
Beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk menentukan jumlah faktor yang dibentuk adalah:
a) Determination Based on Eigenvalue: pada pendekatan ini faktor yang dipakai adalah yang mempunyai nilai eigen (eigenvalue) > 1,00 dan eigen < 1,00 tidak dimasukkan ke dalam model.
b) Pecentase of Variance: pendekatan dimana jumlah faktor yang tereksitasi ditentukan berdasarkan persentase varian komulatif. Beberapa jumlah varian yang diinginkan tergantung dari permasalahan peneliti. 60% adalah minimal yang sering digunakan sebagai patokan.
c) Split Half Reliability: pendekatan dengan jumlah faktor yang dipakai tergantung dari korespondensi antar sampel dengan asumsi jika nilainya tinggi maka faktor tersebut diterima sebagai model.
d) Signifikance Test: pandekatan dengan melakukan uji signifikansi, biasnya menggunakan sampel besar (minimal 20).
5. Rotasi Faktor
Salah satu output yang penting dalam analisis faktor adalah matrik faktor (factor matrik) atau disebut factor pattern matrix. Faktor matrik ini merupakan koefisien atau disebut factor loading, yang mencerminkan korelasi antar variabel dengan faktor yang dibentuk. Nilai loading absolut yang tinggi menunjukkan variabel dengan faktor tersebut berkorelasi tinggi.
Menurut Wahyuana ( 2004: 43), terdapat penerapan alat dalam penelitian analisis faktor, yaitu:
2. Corelation Matrik: data dikumpulkan kemudian diolah melalui komputer yang menghasilkan matrik korelasi. Berdasarkan matrik dengan variabel lain, sehingga dapat dikeluarkan dari analisis.
3. Kaiser Meyer Olkin: digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi (antara 0,5 – 1,0) menunjukkan analisis tersebut adalah tepat dan diterima sesuai rekomendasi penilaian KMO.
4. Barlett’s Test of Sphericity: merupakan tes statistik yang digunakan untuk permasalahan yang ada dalam suatu populasi yang tidak berhubungan.
5. Communality: merupakan jumlah varians yang dimiliki oleh semua variabel yang dianalisis atau dapat dikatakan sebagai proporsi varians yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor umum.
6. Eigenvalue merupakan nilai loading yang mewakili total varians yang dijelaskan oleh setiap faktor.
7. Faktor Loading adalah korelasi sederhana antara variabel-variabel dan faktor-faktor
8. Faktor Matrik adalah matrik yang memuat faktor loading dari seluruh variabel pada faktor-faktor yang telah diekstraksi.
9. Faktor Skor adalah estimasi nilai skor bagi setiap responden dari suatu faktor.

3.5.2.1 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dibagi dalam 4 kategori yang diberi skor 1 – 4, dapat dilihat pada tabel skala likert dibawah ini:
Tabel 4: Skala Likert
KATEGORI SKOR
A. Sangat tidak setuju (STS) 1
B. Tidak setuju (TS) 2
C. Setuju (S) 3
D. Sangat setuju (SS) 4

3.5.2.2 Variabel yang Digunakan
Variabel yang digunakan dikelompokkan dalam dua kelompok faktor, yaitu sebagai berikut:
A. Faktor Internal
1. Pengalaman belajar dan memori diukur dengan indikator:
1) Kepuasan dari pembelian sebelumnya (X1.1)
2) Kepuasan dari layanan penjualan (X1.2)
2. Kepribadiandan konsep diri hidup sehat (X1.3)
3. Pengetahuan (Sumber Daya Konsumen) dengan indikator:
1) Pengetahuan terhadap jamur mempunyai gizi tinggi dan dapat mengendalikan kesehatan (X1.4)

4. Motivasi dan Keterlibatan diukur dengan indikator:
1) Termotivasi untuk keperluan keluarga (X1.5)
2) Inisiatif sendiri (X1.6)
3) Termotivasi karena harga jamur sesuai dengan pendapatan (X1.7)
B. Faktor Eksternal
1. Sosial diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh keluarga (X2.1)
2) Membeli karena pengaruh kelompok referensi (X2.2)
2. Budaya diukur dengan indikator:
1) Membeli karena budaya di tempat tinggal banyak yang mengkonsumsi jamur tiram putih (X2.3)
3. Lingkungan Ekonomi diukur dengan indikator:
1) Membeli karena pengaruh pendapatan keluarga (X2.4)
4. Bauran Pemasaran diukur dengan indikator:
1) Produk yang terdiri atas: Penyajian (X2.5), citra tempat (lokasi) (X2.6), sikap atas kekenyalan produk (X2.7), sikap atas warna (X2.8), sikap atas kebersihan (X2.9), sikap atas rasa (X2.10) dan kondisi kesegaran (X2.11)
2) Harga (X2.12)
3) Promosi yang terdiri atas: Promosi melalui media elektronik maupun melalui media cetak (X2.13) dan informasi orang lain (referensi)(X2.14)
4) Distribusi yang terdiri atas: Jarak lokasi pembelian dengan tempat tinggal (X2.15), ketersediaan produk dalam berbagai variasi dan jumlah yang besar (X2.16), kenyamanan tempat penjualan (X2.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar